Tradisi Boyong Diwarnai Aksi Berdesakan Berebut Hasil Bumi

Nganjuk, NNews.co.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk menggelar Boyong Natapraja dan Sedekah Bumi, pada Kamis (12/6/2025). Tradisi ini diwarnai aksi berdesakan antara warga hanya untuk berebut hasil bumi meski aksi tersebut membahayakan karena berpotensi terjepit dan jatuh.
Sebelumnya acara diawali dengan kegiatan Bedal Pusaka atau prosesi perpindahan pusaka secara simbolis.
Acara tersebut dipimpin langsung oleh Bupati Marhaen Djumadi dan Wakil Bupati Nganjuk Trihandy Cahyo Saputro dari Alun-Alun Berbek menuju Pendopo KRT Sosro Koesoemo Pemkab Nganjuk.
Tak hanya itu, prosesi boyongan tersebut diikuti oleh beberapa elemen masyarakat se Kabupaten Nganjuk dan diiringi dengan kirab gunungan. Gunungan ini merupakan bagian penting dari prosesi, dan menjadi simbol kemakmuran serta wujud syukur atas panen yang melimpah
Salah satu momen yang paling menarik dalam tradisi ini adalah saat perjalanan boyong menuju Pendopo KRT Sosro Koesoemo, berebut gunungan hasil bumi. Gunungan tersebut merupakan hasil panen dari berbagai macam tanaman, seperti sayuran dan buah-buahan.
Warga percaya bahwa mendapatkan hasil bumi dari gunungan akan membawa berkah dan rezeki.
Seperti yg dikatakan oleh Utari Warga Sukomoro Nganjuk ia rela berdesakan berebut sayur sayuran karna senang dapat sayur gratis meskipun dari hasil berebut gunungan . Meski dirasa membahayakan namun tidak dihiraukan olh warga.
” Ini dapat macam-macam sayuran mas ya seneng bisa dapet sayuran gratis, saya tidak takut berdesakan” ungkapnya
Nampak terlihat tidak hanya orang dewasa namun juga anak kecil juga ikut berdesakan merebutkan gunungan hasil panen tersebut.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Nganjuk Margaen Djumadi mengatakan, jika hari ini dilaksanakan tiga acara sekaligus, mulai dari Boyong Natrapaja, Bedol Pusaka, dan Sedekah Bumi dengan diikuti oleh berbagai elemen Masyarakat se Kabupaten Nganjuk.
” Harapan kita boyongan itu kan punya nilai historis tidak sekedar perpindahan Kabupaten tapi juga punya nilai-nilai yang kita jaga dulu para pemimpin kita juga berjuang, maka dalam introspeksi itu kita harus orientasi kinerja. Kinerja semua harus didorong,”bebernya
Marhaen juga berpesan kepada seluruh masyarakat Nganjuk agar dapat memahami perjalanan pemerintahan Kabupaten Nganjuk.
“ Fakta sejarah ini tidak dapat dipungkiri lagi dan harus dipahami dan dimengerti sebagai ingatan kolektif kita, utamanya para pejabat pemerintahan di Kabupaten Nganjuk,” tuturnya.
Marhaen juga menambahkan, bahwa momentum boyong ini, sebagai penyemangat bagi warga masyarakat Nganjuk bahwa dengan sejarah perjalanan pemerintahan Kabupaten Nganjuk yang begitu luar bisa ini, sebagai semangat gotong royong dan guyub rukun untuk membangun Kabupaten Nganjuk.
Yohanes