Kesal, Warga Tanami Pohon Dijalan Rusak Dampak Lalu Lalang Truk Galian

Nganjuk, NNews.co.id – Warga Desa Karangsono, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk melakukan aksi protes terhadap kerusakan jalan dengan menanami pohon pisang sebagai bentuk protes di sepanjang jalan, Senin (4/3/2024).
Kondisi bandan jalan yang berlubang dan digenangi air tersebut menyebabkan tidak nyamannya para pengguna jalan, dimana saat hujan terjadi kebecekan dan saat kemarau kondisinya berdebu, bahkan kerap kali ada yang pengendara yang terjatuh saat melintas.
Warga kesal, sehingga mereka menanam pohon pisang berjejer di ruas jalan yang rusak sebagai bentuk protes akibat aktivitas lalu lalang armada pertambangan galian c.
Kepada tim NNews.co.id, Agus Hadi Wijaya (52) salah satu warga Karangsono mengatakan, bahwa kerusakan jalan saat ini sudah sangat parah mulai dari arah selatan sampai ke utara, Bajulan sampai Karangsono.
” Sudah sering mas, ada warga jatuh akibat jalan licin dan berlubang dan untuk tambang sendiri mulai beroprasi itu bulan 3 tahun 2023 dulu itu pernah diperbaiki tapi tidak maksimal asal-asalan saja,”ucap Agus
Tak hanya itu, Agus menegaskan jika dampak kerusakan jalan sepanjang kurang lebih satu kilometer ini, saat musim kemarau mengakibatkan banyak debu berhamburan dan hal itu mengganggu kesehatan warga sekitar.
” Pada musim kemarau dampak debu-debu itu rumah dipinggir jalan kenak dampak nya apalagi yang punya usaha di pinggir jalan itu kena dampaknya” tuturnya lebih lanjut
Soal kompensasi, jelas Agus lebih lanjut, bahwa setiap warga dapat kompensasi, akan tetapi yang dituntut oleh warga itu bukan kompensasi, melainkan persoalan jalan yang rusak.
” Untuk kompensasi per Kepala Keluarga (KK) mendapatkan Rp.200.000 tiap bulan, dan ada 100 KK warga disini yang mendapatkan kompensasi tersebut sejak tahun 2023″ tambahnya,
Agus juga membeberkan, jika pohon pisang ditanam warga mulai tadi malam sampai menunggu kesepakatan dari pihak tambang.
“ Kalau terkait jalan ini belom terealisasi, kami tidak mengijinkan pihak tambang beroperasi kembali,”pungkasnya
Sementara itu, menanggapi hal tersebut Novi Hariyanto mengatakan bahwa untuk perbaikan jalan, pihaknya merencanakan mengajukan pengecoran atau pengaspalan kepada Pemerintah Kabupaten Nganjuk
“Rencana pengecoran jalan atau aspal kita ngajukan kepada pemerintah Kabupaten Nganjuk karena anggaranya wilayah PUPR jadi bukan wilayah pertambangan” jelasnya,
” Untuk hari ini aktivitas tambang kita off 1 hari, sebenarya warga minta 3 hari akan tetapi saya tadi nego 1 hari aja karena kita juga siklus untuk perputaran perbaikan jalan” lanjutnya
Yohanes