HeadlineJawa TimurNganjukUncategorized

Dua Bungker Jepang di Nganjuk, Digunakan untuk Pertahanan Melawan Sekutu

Nganjuk, NNews.co.id – Awal pemerintahan Jepang sejak menduduki wilayah Indonesia adalah membangun bunker-bunker pertahanan atau sarana pertahanan dan industri untuk mendukung peperangan.

Bersamaan dengan itu, para tentara Jepang juga mengadakan pembinaan terhadap generasi muda. Pembinaan generasi muda itu, juga diharapkan untuk tujuan mendukung dalam peperangan. Pembangunan sarana pendukung pertahanan, yakni membangun bunker-bunker atau lubang-lubang pertahanan.

Salah satunya, bunker wilayah di Kabupaten Nganjuk yang dibangun pada masa penjajahan jepang, bunker tersebut dibangun oleh tenaga warga indonesia secara romusha sebagai bunker milik Jepang yang berada di Desa Mojoduwur, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk.

Lokasinya tak jauh dari pemukiman warga berada ditengah ladang singkong, kemudian bangunan lainnya yang mirip berada di tangah hutan jati. Kedua bangunan ini hanya berjarak sekitar 60 meter.

Dua bangunan berbentuk setengah lingkaran yang dibangun hanya memiliki satu pintu tersebut memiliki panjang luar 11 meter dan panjang dalam 9 meter, sedangkan tinggi luar sekitar 3 meter dan tinggi dalam 2,5 meter, serta lebar luar 6,3 meter dan lebar dalam 3,60 meter.

Menurut anggota Komunitas Pecinta Sejarah dan Ekologi Nganjuk (Kotasejuk) Aris Trio Effendi mengatakan, dua bangunan peninggalan jepang tersebut diperkirakan dibangun tahun 1942 saat jepang berhasil menguasai Indonesia.

“ Jadi, dua bangunan tersebut difungsikan sebagai bunker pasukan Jepang untuk menghadapi serangan pasukan sekutu yang dikerjakan secara romusha oleh masyarakat sekitar Nganjuk bahkan dari luar kota,”jelas Aris Trio Effendi, kepada awak media NNews.co.id, Senin (14/8/2023).

Aris Trio Effendi, menambahkan, bunker yang digunakan untuk menyimpan sejata tersebut diduga juga pernah digunakan untuk lokasi tawanan pengikut Supriyadi dari Blitar.

Diharapkan bagi masyarakat yang datang berkunjung pada dua bunker tersebut ikut menjaganya dengan tidak merusak maupun mencoret-coret bangunan bersejarah tersebut.

Hariadi Soewandito

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!