Nganjuk, NNews.co.id – Bencana kekeringan melanda sekitar 147 warga di Dusun Jomblang, Desa Ngepung, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk.
Sejak sebulan terakhir, warga harus berjalan sekitar 100 meter lebih menuju sungai. Saat sungai kering, warga memanfaatkan air belik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka rela mengantri untuk mendapatkan air bersih.
Warga memanfaatkan aliran sungai dengan membuat sumur kecil (belik), sedalam sekitar 50 centimeter untuk mencukupi kebutuhan mandi, mencuci, memasak.
Saat belik keluar air, maka warga pun berbondong-bondong menuju sungai dan dengan telaten mengambil air dengan gayung dan dimasukkan jurigen plastic.
Untuk satu belik warga bisa mendapatkan air antara 2 hingga 4 jurigen saja dan itupun untuk kebutuhan makan dan minum.
Nazwa Qhirul Umami salah satunya, tiap harinya bocah yang masih duduk di kelas 4 SD ini selalu membantu orang tuanya mencari air bersih disungai dengan menggayung air di dalam belik untuk dimasukkan ke jurigen plastik.
“ Saya setiap hari mencari air di belik sungai ini karena pamsimas macet pak,”ungkap Nazwa saat ditemui awak media NNews.co.id, Jumat (21/7/2023).
Sementara itu, Sishato salah satu warga mengaku, mulai bulan Juli, air kran dari sumber tidak bisa keluar, dan terpaksa mencari air bersih disungai.
“ Saya berharap semoga pemerintah bisa mencarikan sumber mata air lain yang nantinya akan di sambungkan dengan kran pamsimas,”ujar Sishato
Sedangkan Sutikno, Kepala Dusun Jomblang mengaku, kondisi kekeringan tersebut sudah biasa terjadi tiap tahunnya. Meski air pamsimas mengalir, warga tetap saja masih mengandalkan sungai untuk mencuci.
Menurutnya, pihak desa sudah melakukan upaya bantuan ke pemerintah dan tahun 2023 sudah diberi bantuan ketersediaan MCK (Mandi Cuci Kakus) sebanyak 4 unit untuk tiap RT nya dan secara rutin pada musim kemarau diberikan droping air.
Hariadi Soewandito