Tradisi Gembyangan Waranggono
Nganjuk, NNews.co.id – Di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ada tradisi yang terus dipertahankan yaitu tradisi Gembayangan atau wisuda Waranggono. Tradisi ini sebagai bentuk pengukuhan 10 penari tayub yang sudah lulus dan sudah mampu menari sebanyak 10 gending jawa untuk kemudian siap bekerja sebagai penari tayub.
Gembyangan waranggono ini merupakan upacara kelulusan bagi 10 kledek atau penari tayub yang baru dan sudah dinyatakan bisa mampu menari mengiringi 10 gending jawa
Prosesi wisuda ini adakan di Dusun Ngrajek, Desa Sambirejo, Kecamatan Tanjunganom, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Prosesi diawali dengan 10 waranggono diarak menuju punden Mbah Ageng, Dusun Ngrajek untuk mempersiapkan diri dalam prosesi wisuda.
Prosesi wisuda dipimpin Kepala Desa, dengan menaburkan Air Sedudo, diatas kepala Waranggono, selanjutnya Waranggono meminum Air Sedudo, dan merobek daun waru bukti kecintaannya kepada seni budaya tayub. Kepala Desa sebagai pimpinan ritual menancapkan sunduk mentul ke kepala Waranggono, sibul Waranggono siap menjalankan tugasnya sebagai Waranggono sejati.
Sumpah dan janji Waranggono dibacakan, dikuti 10 Waranggono yang baru di wisuda dan juga pengalungan sampur oleh pejabat Dinas Pariwisata, Camat, Forpimcam, dan juga Kepala Desa.
Usai di wisuda, 10 Waranggono didampingi Waranggono senior menari berputar mengelilingi sumur Mbah Ageng, dengan diiringi 10 gending jawa yang wajib dilantunkan.
Senior Waranggono menggandeng juniornya dengan lawe, artinya para senior akan menuntun untuk menjadi Waranggono sejati.
Dwi Retno Wulan, Waranggono yang baru diwisuda mengaku senang karena dengan diwisuda, ia sudah resmi bisa menerima job dan pentas di panggung.
“ Saya senang karena setelah saya di wisuda ini, saya sudah resmi dan bisa menerima job dan pentas di panggung,” ujar Dwi, kepada awak media NNews.co.id,
Sementara Kepala Desa Sambirejo, Budi Imam Sugiarto menjelaskan, wisuda Waranggono wajib dilakukan kepada Waranggono baru, ini merupakan warisan leluhur Dusun Ngrajek.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Nganjuk, Sri Handariningsih mengatakan, untuk mempertahankan tradisi budaya jawa, wisuda ini setiap tahun terus dilaksanakan.
“ Saya juga selalu berkolaborasi, mengangjat seni tayub ke kancah nasional,”ucapnya
Waranggono dan pihak desa meminta kepada dinas terkait untuk memberikan perhatian lebih kepada budaya jawa, supaya budaya tayub tidak akan punah.
Hariadi Soewandito