Nganjuk, NNews.co.id – Sejumlah Petani yang tergabung dalam kelompok pemakai air mengaku kecewa dengan hasil bangunan Bendungan Semantok yang tidak ada suplisi atau sudetan dari Bendungan Semantok ke saluruan induk widas utara, sesuai keinginan para petani sebagai pencetus adanya Bendungan Semantok. Para petani inipun melayangkan surat kepada Presiden RI Joko Widodo agar bisa merealisasikannya.
Hal itu disampaikan oleh Muhamad Suprihatin, salah satu pengurus Forum Peduli Sumber Daya Air atau FPSA di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk mengaku kecewa dengan hasil pembagunan Bendungan Semantok yang baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Kekecewaan itu dikarenakan apa yang menjadi usuan dari 7000 petani yang tergabung dalam sejumlah kelompok pengguna air tidak juga di kabulkan oleh pemerintah.
Yaitu berkenaan dengan usulan adanya suplisi atau sudetan aliran air dari Bendungan Semantok ke saluruan induk widas utara, sebab jika suplisi itu tidak dibangun, maka ada sebanyak 3000 lebih hektar sawah yang terancam tidak bisa teraliri air dari Bendungan Semantok.
“ Saya bersama 7000 petani yang tergabung dalam forum KTNA,FPSA dan gabungan HIPA se-Kecamatan Rejoso, selaku pengusul Bendungan Semantok tahun 2001 sudah membuat surat kepada Presiden RI agar bisa dibangunkan suplisi tersebut,”ujar Muhamad Suprihatin, Minggu (25/12/2022).
Sementara itu, Sono petani asal Rejoso mengaku sawahnya memang sering kekeringan, dengan adanya Bendungan Semantok ini ia berharap sawahnya bisa teraliri air.
“ Namun saya kwatir jika tidak dibangun suplisi tersebut maka sawah saya yang dekat dengan Bendungan Semantok malah tidak dapat air,”ungkap Sono,
Sebelumnya, pada tahun 2001 sebanyak 7000 petani di Kecamatan Rejoso mengusulkan ke Pemkab Nganjuk agar dibangun Bendungan Semantok. Sebab, sebanyak ribuan hektar lahan mereka sering mengalami kekeringan hingga ahirnya tahun 2017 Bendungan Semantok mulai dibangun dan rampung pada tahun 2022.
Hariadi Soewandito
