Jalur Kabupaten Penghubung Dua Desa Amblas, Petani Porang Kesulitan Mengangkut Hasil Panen
Nganjuk, NNews.co.id – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Nganjuk, mengakibatkan jalan Kabupaten, yang menghubungkan yang menghubungkan Desa Bendoasri dan Desa Tritik, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur ambles.
Akibatnya, hingga saat ini kendaraan roda empat tidak bisa melintas jalur tersebut karena mengalami ambles hingga satu meter lebih.
Lokasi jalan ambles tepatnya berada di kawasan perhutani RPH Jeruk, Petak 92, BKPH Tritik KPH Nganjuk.
Jalan ambles sedalam satu meter dan panjang 80 meter. Serta keretakan tanah memanjang hingga 100 meter. Kondisi tersebut membuat perekonomian warga menjadi terganggu. Karena jalan tersebut merupakan akses satu-satunya menuju Desa Tritik.
Amblesnya jalan mengakibatkan semua kendaraan tidak dapat melewati jalan tersebut, karena membahayakan pengguna jalan, dan warga sudah memberi tanda dilarang melintas.
Meski membahayakan, namun warga tetap nekat melintas. Karena para petani porang Desa Bendoasri hanya bisa menggantungkan akses jalan ini sebagai jalan satu-satunya.
Heru Kriswantoro, warga Bendoasri menjelaskan, jalan mengalami ambles setelah sebelumnya di malam hari terjadi hujan deras. Kemudian esuk harinya mulai terlihat retakan di sejumlah titik badan jalan.
“ Namun siang harinya, retakkan mulai bertambah lebar dan ambles sekitar setengah meter. Sehari setelah terjadi retakkan, kondisi ambles bertambah dalam sekitar 1 meter. Sehingga badan jalan benar-benar putus tidak dapat dilalui untuk semua jenis kendaraan,”ungkap Heru,
Untuk mengangkut hasil panen porangnya, petani harus estafet untuk bisa membawa pulang hadil panen.
Sedangkan warga yang hendak menuju Desa Tritik, mereka harus putar balik lewat Saradan – Madiun dengan jarak sekitr 50 km. Padahal jarak antara kedua Desa hanya sekitar 7 kilometer.
Ia berharap pemerintah memperhatikan nasib jalan yang dari tahun ke tahun hanta dijanjikan diperbaiki.
Sementara itu, Aris Trio Effendi, petugas taruna tanggap bencana (Tagana) Kabupaten Nganjuk, menjelaskan, keretakan tanah mencapai 100 meter dengan kedalaman 1 meter.
“ Ini bisa terjadi longsor susulan nanti, karena air terus mengalir ke sela-sela tanah yang retak. Saya berharap warga jangan nekat melewati jalan ini karena sangat berbahaya,”ucap Aris, petugas Tagana
Hariadi Soewandito