Lamongan, NNews.co.id – Pasca lebaran. Partai Golkar, PAN dan PPP membikin koalisi. Iklim politik di tanah air pun semakin cair dan dinamis. Karena pada umumnya publik banyak yang menduga jika dari partai politik yang akan mengawali koalisi adalah antara Partai PDI Perjuangan dan Partai Gerinda
Tapi, hal itu mentah, ternyata Partai GOLKAR, PAN dan PPP, ketiga partai politik tersebut justru lebih awal mengumumkan adanya koalisi bersama,” ” Bertiga Bersatu”, sehingga publik banyak dibuat terkejut oleh manuver tiga partai politik tersebut.
Apalagi pada sebelumnya, telah santer beredar banyak rumor maupun berita, bahwa adalah Partai PDI Perjuangan dan Partai Gerinda sudah menjalin berbagai komunikasi politik. Diantaranya, seperti terlihat pada berbagai kesempatan, antara Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarno Putri dan Ketua Umum Partai Gerinda, Prabowo Subianto yang mengelar pertemuan. Sehingga, sudah bukan menjadi rahasia umum lagi bila kedua partai akan melakukan koalisi.
Meski begitu, apa yang ditunggu tak kunjung jua, mereka masih belum membuka koalisi juga, mungkin ada manuver lain, tentu kita tidak pernah tahu, mengingat dunia politik itu penuh dinamika dan banyak kejutan.
Dikutip dari berbagai sumber berita bahwa Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia memiliki pengalaman sukses menggelar Pemilu secara langsung pada 2014 dan 2019.
Namun, suksesnya pesta demokrasi lima tahunan itu juga meninggalkan dampak kurang baik bagi masyarakat. Yakni, kondisi masyarakat yang justru terpecah dan terpolarisasi.
“Kita akhiri sengketa yang kemarin, mari kita saling menyayangi, yang menista, membenci kita hilangkan. Nah itulah gagasan yang akan kita bangun bersama-sama Golkar, PPP, dan Partai Amanat Nasional,” ujar Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu.
Ia menegaskan, memperbaiki sebuah bangsa tidak mungkin sendiri. Butuh kebersamaan dan persatuan dalam politik gagasan untuk membangun bangsa yang maju.
“Pertemuan malam ini sebagai awal nanti untuk merumuskan gagasan-gagasan negara Indonesia sebagaimana cita-cita menjadi negara yang bersatu,” tegasnya.
Sementara itu, Ketum PPP Suharso Monoarfa menegaskan, apa yang dilakukan ketiga partai pada pertemuan ini adalah menunjukkan kerja sama lebih awal untuk saling memperkuat agar menjauhkan politik identitas maupun keterpecahan masyarakat tidak terulang pada pemilu yang akan datang.
Selain itu, Golkar, PPP, dan PAN juga ingin memastikan seluruh pertanggungjawaban pemerintahan Presiden Jokowi selesai dengan baik. Apa yang sudah baik di periode pemerintahan saat ini bisa dilanjutkan pada pemerintahan kedepannya.
“Jadi, kami bertiga juga ingin memastikan keberlanjutan pembangunan itu seluruh rakyat dari seluruh bangsa dan negara,” tegas Suharso.
Menurut sudut pandang saya, Ketiga Partai berkoalisi ini sudah memenuhi syarat Presidential Threshold 20% dikoalisi Bertiga Bersatu diantaranya :
GOLKAR = 17.229.789 Suara ( 12,31 % )
PAN. = 9.572.623 Suara ( 6,84 % )
PPP. = 6.323.147 Suara ( 4,52 % )
Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, menyebut Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP tidak terbentuk dalam waktu singkat.
Ia menyebut komunikasi ketiga partai sudah terjalin dalam waktu yang tidak singkat.
“Ini bukan ujug-ujug (tiba-tiba), tidak bersifat tiba masa tiba akal, tapi ini sudah terjalin komunikasi secara persuasif antar ketua umum partai,” kata dia.
Lalu, apa dan bagaimanapun dinamika politik tengah terjadi saat ini bahwa kekuatan politik dari ” Berkoalisi Bertiga Bersatu”, tentunya masih belum bisa katakan sempurna. Juga didalamnya termasuk belum menemukan rumusan, akan mencalonkan siapa calon presiden dan siapa calon wakil presiden yang akan mereka usung. Jadi, bisa saja hal itu hanya sebatas membangun kesepakatan kerjasama politik antar partai belaka.
Alih-alih juga, terdapat kemungkinan akan ada diantara, ” Koalisi Bertiga Bersatu”, mereka merasa tidak puas dalam berkoalisi. Kedepan, hal itu juga sangat potensial akan menimbulkan perpecahan atau pecah kongsi di ditengah jalan.
Karena itu, untuk persiapan dan merebut kemenangan pada pilpres atau pemilu tahun 2024 harus memiliki rumusan – rumusan strategi politik, pola politik dan manuver politik dari masing – masing partai politik, agar partai politik tetap dipercaya oleh rakyat di dalam menitipkan amanat aspirasinya.
Sedangkan kini, partai politik juga sangat tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarkat dan diterima pesan politiknya. Apalagi, yang notabene masyarakat bawah, diantara mereka banyak juga yang menerima pendidikan politik itu lewat doktrin – doktrin yang sebelumnya dari politik indentitas, money politik, tabiat-tabiat atau perilaku politik kurang baik yang diperolehnya.
Disisi lain, politik itu dinamis, juga bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dan kepentingan bersama serta kesejahteraan rakyat menuju Indonesia yang lebih baik, dalam berbangsa dan bernegara.
Juga, setiap orang atau golongan maupun kelompok tertentu boleh memiliki pendapat yang berbeda, untuk menanggapi segala pemikiran atau peristiwa politik, apalagi dari elit partai politik di tanah air. Baik itu melalui berbagai pesan atau kesan maupun ide gagasan serta saran, bahkan pula kritikan, terutama setelah terbentuknya koalisi bertiga bersatu.
Disinilah, tantangan yang dihadapi oleh semua partai politik, utamanya bagi partai, ” Koalisi Bertiga Bersatu”, untuk bisa memenangkan hati rakyat, pada Pemilu dan Pilpres tahun 2024.
Lalu, akankah tetap solid ketiga partai tersebut hingga pada hasil akhirnya dan kemudian, apa saja yang akan dilakukannya untuk menuju kebersamaan visi dan misi kepartaian masing – masing yang memiliki basis berbeda – beda itu.
Disisi lain, ditengah berbagai isu-isu miring yang bertebaran, koalisi bertiga bersatu, bisa dikatakan merupakan ide atau gagasan maupun harapan yang sangat berlian dan langkah maju dalam demokrasi kita, sungguh, sangat luar biasa, perlu diapresiasi meskipun tak ada jaminan bagi mereka untuk dapat memenangi Pemilu dan Pilpres tahun 2024 nanti.
” Koalisi Bertiga Bersatu”, semoga menjadi inspirasi dan berdampak positif bagi Partai Politik lain di tanah air, untuk mencerdaskan dan merubah mindset ataupun pola pikir dengan lebih mengedepankan ide atau gagasan. Juga, kritik dan saran terbaiknya untuk Indonesia kedepan, terutama dalam ajang 5 tahunan Pemilu dan Pilpres di tahun 2024.
Eko Prayitno