Soal kecemasan korban longsor Ngetos, ini jawaban Kepala Desa
Nganjuk,NNews.co.id – Tepat pada hari Minggu tanggal 14 Februari 2021, malam hari, kejadian tanah longsor di Dusun Selopuro Desa Ngetos Kabupaten Nganjuk terjadi.
Kejadian berawal dari hujan lebat yang mengakibatkan longsornya tanah perbukitan tepat dibelakang Dusun Selorejo, akhirnya memaksa 55 kepala keluarga yang menempati sekitar 49 rumah dievakuasi. 2 keluarga beserta rumahnya tidak dapat terselamatkan.
Berbagai bantuan berdatangan dari berbagai lapisan masyarakat dan pemerintah pun akhirnya menjanjikan adanya relokasi bagi warga terdampak tanah longor di Dusun Selopuro tersebut.
Empat bulan lebih sudah berlalu, harapan relokasi rumah bagi warga terdapak mulai menjadi pertanyaan bagi mereka. Sampai sekarangpun temmpat yang menjadi relokasi juga belum ada.
Seperti yang dikatakan oleh keluarga Marsih (45), saat ini Marsih bersama suami dan anaknya tinggal satu Kamar dirumah warga yang tidak terdampak. Bantuan pemerintah Kab. Nganjuk sebesar Rp.500.000 hanya cukup untuk bayar kos. Selain itu dari pemerintah Desa Ngetos juga mendapatkan sembako setiap dua Minggu sekali.
Marsih menjelaskan bukannya dia tidak tau diri, sudah banyak bantuan yang telah diterima. Tetapi warga terdampak sangat berharap rumah yang dijanjikan pemerintah segera bisa ditempati.
“Saya sangat berterima kasih atas bantuan dari pemerintah dan seluruh masyarakat. Saya sangat berharap relokasi rumah bisa segera terwujud.” kata Marsih.
Begitu juga dengan Santi (30). Dengan menggendong anaknya yang masih kecil, dia menjelaskan kalau sekarang kos dirumah yang ditinggal pemiliknya di Kalimantan. Dia dan satu keluarga lagi juga tidak tenang dengan keadaan ini. Karena takut kalau sewaktu – waktu pemiiknya datang, dia bingung mau tinggal dimana lagi.
“Saya bingung mas, harapan yang dijanjikan pemerintah Daerah untuk dikasih rumah belum terwujud sampai sekarang. Saya dengar juga bantuan untuk kos Rp. 500.000 bulan juni juga berakhir,”. Jelas Santi sambil memangku anaknya.
Warno Kepala Desa Ngetos saat ditemui dirumahnya membenarkan apa yang menjadi keluh kesah warga terdampak di wilayahnya. Dia mengatakan bahwa kehidupan warga terdampak memang semakin memprihatinkan. Sampai ada satu rumah yang ditempati empat kepala keluarga, itupun juga bayar Rp. 500.000.- perbulan.
Untuk pemerintah Desa Ngetos, Warno menjelaskan sampai saat ini telah memberikan bantuan berupa sembako setiap dua minggu sekali.
“Kami mengelola apa yang kami terima dari para donatur, dan kami bisa memberikan bantuan sembako setiap 2 minggu sekali. Tapi diperkirakan pada bulan Juli akhir bantuan sudah habis.” Ujar Warno Kepala Desa Ngetos
Infornasi terakhir yang diterima oleh Warno yaitu setelah pemerintah Nganjuk mmendatangkan Tim Geologi dari ITB bandung, untuk menetukan lokasi relokasi, hasilnya akan segera dikirim ke pemerintah pusat, agar segera ada langkah selanjutnya.
Keresahan warga memang tanpa alasan, karena memang mereka dijanjikan maksimal enam bulan sudah bisa menempati rumah relokasi.
“Memang pada saat itu warga terdampak longsor dijanjikan maksimal 6 bulan sudah direlokasi. Ini udah 4,5 bulan lebih, jadi sangat wajar apabila warga saya mulai mempertanyakan.”jelas warno
Warno berharap besar Pemerintah Kabupaten Nganjuk bisa segera memenuhi apa yang telah dijanjikan, sebuah rumah untuk mereka agar bisa memulai hidup yang Lebih baik.
Reporter : Radian Bagus
Editor : Yesi Krismonita