HeadlineUncategorized

Ironis, Di Nganjuk Masih Ada Mushala Sempit Ukuran 4×4 Tanpa Tempat Wudhu

Nganjuk, NNews.co.id – Beginilah keseruan anak-anak di kampung hutan di Dusun Alas Jalin Desa Ngadiboyo Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk Jawa Timur. Meski berada di tengah hutan, namun tiap masuk waktu Salat lima waktu, mereka selalu istiqomah melaksanakan salat berjamaah, di mushalah Al-Huda bersama warga lainnya.

Mushala Al-Huda dari kayu di Dusun Alasjalin, Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk kondisinya sangat memprihatinkan, tiang bangunan Mushala terbuat dari kayu, sedangkan dindingnya berasal dari lapisan papan kayu. Setiap sekat dinding, ada lubang. Kemudian didalam Mushala berukuran 4×4 meter ini terdapat beberapa Al-Qur’an.

Lokasinya berada di kawasan hutan perum perhutani KPH Nganjuk, BKPH Tritik, RPH Kedungrejo.

Saat adzan dzuhur di kumandangkan, anak anakpun juga berjamaah, dan ambil air wudhu ditimba plastik. Sebab, di samping sempit dengan ukuran 4×4 meter persegi, dan Mushala ini juga tak memiliki tempat wudhu.

Sebelum Salat dimulai, anak anak inipun bergantian melantunkan puji-pujian.

Usai Salat, anak-anak juga bersemangat mengaji, berangkat dari rumah dengan berjalan kaki menuju mushala satu satunya, yang ada di kampung kawasan hutan tersebut.

Anak-anak ini mengaji yang di ajar oleh Ustad Khoirul Subai, warga setempat. Meski dalam kondisi Mushala yang sempit, dan cuaca terik membuat kondisi ruangan mushala panas, lebih lebih atas mushala masih terbuat dari asbes.

Meski sempit dan panas, tak menyurutkan para santri Al-Huda ini , mereka terus semangat menghafalkan huruf Hijaiyah dan Lafadz Al-Qur’an.

“ Saya senang bisa belajar mengaji disini, meskipun di Mushala yang sangat sempit terbuat dari kayu dan juga bocor saat ada hujan lebat. Saya berharap agar ada yang bisa membangun Mushala ini.” Ujar Andi Candra Winata salah satu santri Mushala Al-Huda

Sementara Ustadz setempat mengaku “Saat ini ada peningkatan jadwal mengaji anak-anak. Jika pada hari biasa, mengaji dilaksanakan usai Salat Ashar saja, namun di bulan Ramadhan ini, mengaji dimulai usai Salat Dzuhur dan dilanjutkan menjelang berbuka puasa.” Ungkap Khoirul Subai Ustadz di Dusun Alasjalin, Desa Ngadiboyo

Di bulan suci ini, ia berniat akan terus memakmurkan Mushala dengan Salat lima waktu berjamaah, dan mengisi kegiatan belajar mengaji pada anak-anak, serta mengajarkan cara dan bacaan sholat pada orang dewasa. ia mengaku ikhlas meskipun tidak di gaji sebagai Ustadz.

Namun, sayangnya Mushala ini belum bisa di fungsikan untuk sholat Tarawih, sebab di karenakan Mushala yang terlalu kecil hanya cukup untuk 10 orang saja. Sementara jumlah warga di kampungnya ada 18 kepala keluarga. warga terpaksa sholat Tarawih di kampung lain dengan jarak sekitar satu kilometer.

Sementara waktu jamaah shalat Jum’at, warga pergi ke Masjid di Dusun Lunggurjaya, Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor.

“ Saya dan warga lain berharap, agar segera ada perhatian dari pemerintah setempat, baik Pemkab maupun Kemenag Nganjuk kepada warga terpencil di hutan, untuk memberikan bantuan baik berupa bangunan Mushala, atau memberikan fasilitas seperti tempat wudhu, tikar, Al-Qur’an dan kebutuhan lainnya.” Pungkasnya

Reporter         : Yesi krismonita

Editor             : Hariadi Soewandito

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!